بسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Sesungguhnya Allah SWT menciptakan manusia berpasang-pasangan. Allah SWT berfirman:
ﮉ ﮊ ﮋ ﮌ ﮍ ﮎ ﮏ ﮐ ﮑ ﮒ ﮓ ﮔ ﮕ ﮖ ﮗ
Maksudnya: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, bahawa Dia menciptakan untuk
kamu, isteri-isteri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu bersenang hati
dengannya, dan dijadikan antara kamu perasan kasih sayang." (Surah al-Ruum : 21)
Pasangan hidup ada kalanya baik dan ada kalanya tidak baik. Bagi
orang baik, selayaknya mendapat pasangan yang baik. Demikian
sebaliknya, bagi orang yang tidak baik selayaknya mendapat pasangan
yang tidak baik juga. Allah SWT berfirman:
ﯛ ﯜ ﯝ ﯞ ﯟ ﯠ ﯡ ﯢ ﯣ ﯤ
Maksudnya: "(Lazimnya) perempuan-perempuan yang jahat adalah untuk lelaki-lelaki
yang jahat, dan lelaki-lelaki yang jahat untuk perempuan-perempuan yang
jahat; dan (sebaliknya) perempuan-perempuan yang baik untuk
lelaki-lelaki yang baik, dan lelaki-lelaki yang baik untuk
perempuan-perempuan yang baik" (Surah al-Nuur : 26)
Maka sebab itulah perlu memilih pasangan yang baik sebelum melaksanakan
pernikahan dengaan menilai dari segi akhlak, ibadah, perangai, perbuatan dan
lain-lain.
Ta’aruf yang dibenarkan oleh Islam dengan cara melihat fizikal calon
pasangannya (wajah dan kedua telapak tangan) ketika berminat untuk bernikah. Hal ini dimaksudkan agar keduanya tidak kecewa setelah
pernikahan. Melihat (muka dan telapak tangan) hanya dibolehkan menurut keperluan sahaja, walaupun
berulang kali jika melihat kali pertama belum berpuas hati.
Mengenal akhlak dapat diketahui dari lingkungan,
keluarga, keturunan dan teman-temannya. Kita dapat mencari informasi
tentang akhlaknya dan akhlak keluarganya, pendidikannya dan pergaulannya
di sekolah atau di tempat kerja juga teman-temannya serta aktivitinya.
Kerana itu semua menggambarkan keadaan lelaki tersebut yang
sebenarnya. Proses ini ialah ta’aruf (mengenali) yang baik, bukan dengan
melanggar batas syara' apatah lagi sampai pada persentuhan atau lainnya.
Oleh itu, janganlah menilai dari rupa fizikal (zahir) sahaja, tetapi perlu juga dinilai dari
segi agama (dan pengamalannya), keluarga, akhlak dan teman-temannya.
Keraguan terhadap calon suami/isteri itu menjadi hak kita untuk berfikir
menentukan pasangan yang dipilih dan calon ayah/ibu kepada anak-anak kita. Lebih elok dan tepat,
istikharah dan bermusyawarah dengan orang-orang dekat. Rasulullah
SAW bersabda:
مَا خَابَ مَنِ اسْتَخَارَ وَلَا نَدِمَ
مَنِ اسْتَشَارَ
“Tidak akan sia-sia orang yang beristikharah dan tidak akan menyesal orang yang bermusyawarah”
Allah SWT permudahkan...
Wallahu a'lam
FORSAN SALAF
Mohammad Zaki Bin Yahpar
Allah SWT permudahkan...
Wallahu a'lam
FORSAN SALAF
Mohammad Zaki Bin Yahpar
No comments:
Post a Comment